KARDIOTOKOGRAFI

on Kamis, 04 Agustus 2011

BAB I
LATAR BELAKANG
A.LATAR BELAKANG
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh penyulit penyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan pemantauan kesejahteraan janin.pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi ganguan yang berkaitan dengan hipoksia janin,seberapa jauh gangguan tersebut,dan akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut
Kardiotokografi(KTG)merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan diatas,melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin.
Cara pemantauan ini bisa dilakukan secara langsung (invasif atau internal yakni dengan alat pemantau yang dimasukan dalam rongga rahim atau secara tidak langsung (non invasif atau eksternal) yakni dengan alat yang dipasang pada dinding perut ibu. Pada saat ini cara eksternal yang lebih popular karena bisa dilakukan selama antenatal ataupun intranatal, praktis, aman, dengan nilai prediksi positif yang kurang lebih sama dengan cara internal yang lebih invasif.

B.TUJUAN
Tujuan pebuatan  makalah ini adalah :
1.Memenuhi tugas KDPK (Keterampilan Dasat Praktek Klinik)
2.Memberi pengetian tentang kardiotokografi
3.Melakukan pemeriksaan KTG dan velosimetri dopler pada ibu hamil sesuai dengan indikasi yang tepat







BAB II
ISI

A.      PENGERTIAN KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin.
B.      MEKANISME PENGATURAN DENYUT JANTUNG JANIN
Frekuensi denyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut/menit ( dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau dibawah nilai rata-rata. Jadi nilai normal denyut jantung janin antara 120-160 dpm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung janin antara lain melalui :
1.       Sistem saraf simpatis, sebagian besar berada dalam miokardium. Contoh rangsangan ; dengan obat beta-adrenergik akan meningkatkan frekuensi denyut jantung, menambah kekuatan kontraksi jantung, dan meningkatkan volume curahan jantung.
Dalam keadaan stres, sistem saraf ini berfungsi mempertahankan aktifitas jantung.
Hambatannya,dengan obat propanolol akan menurunkan frekuensi dan sedikit mengurangi variabilitas DJJ.
2.       Sistem saraf parasimpatis, terdiri atas serabut n. vagus yang berasal dari batang otak. Sistem saraf ini akan mengatur nodus SA,VA,dan neuron yang terletak diantara atrium dan ventrikel jantung. Rangsangan n.vagus,misalnya dengan asetilkolin,akan menurunkan frekuensi DJJ, sedangkan hambatannya dengan atropin akan meningkatkan frekuensi DJJ.
3.       Baroreseptor,yang letaknya pada arkus aorta dan sinus karotid. Bila tekanan meningkat,reseptor ini akan merangsang n. Vagus dan n.glosovaringeus,yang akibatnya akan terjadi penekanan pada aktifitas jantung berupa penurunan frekuensi DJJ.
4.       Kemoreseptor, yang terdiri dari atas 2 bagian, yakni bagian perifer yang terletak di daerah karodid dan korpus aorta serta bagian sentral yang terletak pada batang otak. Reseptor ini berfungsi mengatur perubahan kadar O2 dan CO2 dalam darah serta cairan otak. Bila kadar O2 menurun dan CO2 meningkat, akan terjadi reflek dari reseptor sentral berupa takhikardi dan peningkatan tekanan darah untuk memperlancar aliran darah,meningkatkan kadar O2 dan menurunkan kadar CO2. Keadaan hipoksia/hiperkapnea akan mempengaruhi reseptor perifer dan menimbulkan refleks bradi kardi. Hasil interaksi dari kedua macam reseptor tersebut akan menyebabkan bradi kardi dan hipertensi.
5.       Susunan saraf pusat. Variabelitas denyut jantung janin akan meningkat sesuai dengan aktifitas otak dan gerakan janin. Pada keadaan janin tidur, aktifitas otak menurun maka variabilitas denyut jantung janin juga akan menurun. Rangasangan hipotalamus akan menyebabkan takhikardi.
6.       Sistem hormonal juga berperan dalam pengaturan denyut jantung janin. Pada keadaan stres,misalnya asfiksia, maka medula adrenal akan mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin dengan akibat takhikardi, peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan tekanan darah.
Karakteristik Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin dalam pemeriksaan kardiotokografi ada 2 macam :
1.       Denyut jantung janin basal (basal fetal heart rate), yakni frekuensi dasar (baseline rate) dan variabilitas (variability) denyut jantung janin saat uterus dalam keadaan istirahat (relaksasi)
2.       Perubahan periodik (reactivity), merupakan perubahan denyut jantung janin yang terjadi saat ada gerakan janin atau kontraksi uterus

FREKUENSI DASAR DENYUT JANTUNG JANIN (BASE LINE RATE)
Frekuensi normal berkisar antara 120 – 160 dpm.
Disebut takikardi apabila frekuensi dasar >160dpm.bila terjadi peningkatan <1-2 menit disebut suatu akselerasi,keadaan ini paling sedikit 15dpm diatas waktu 15 detik.brakikardi bila frekuensi <120 dpm,bila terjadi penurunan disebut deselerasi.

 Takhikardi dapat terjadi pada keadaan:
1.       hipoksia janin(ringan atau kronik)
2.       kehamilan preterm (<30 minggu)
3.       infeksi ibu atau janin
4.       ibu febris(gelisah)
5.       ibu hipertiroid
6.       takhiaritnia janin
7.       obat –obatan(atropin,betamimetik)
Bradikardi dapat terjadi pada keadaan:
1.       Hipoksia janin(berat/akut)
2.       Hipotermi janin
3.       Bradiaritmia janin
4.       Obat-obatan (propanolon, anestesia lokal)
5.       Janin dengan kelainan jantung bawaan
Variabilitas denyut ajntung janin
                Adalah gambaran osilasi yang tidak teratur, yang tampak pada rekaman denyut jantung janin.
Variabilitas denyut jantung janin dapat dibedakan menjadi 2 bagian :
1.       Variabilitas jangka pendek (short term variability)
Merupakan perbedaan interfal antar denyut, variabilitas yang norm,al antara 2-3 dpm.
2.       Variabilitas jangka panjang (long term variability)
Merupakan gambaran osilasi yang lebih kasar dan lebih jelas. Rata-rata mempunyai siklus 3-6 kali/menit. Variabilitas ini dibedakan menjadi:
a.       Normal                 : amplitudo antara 6-25 dpm.
b.      Berkurang           : amplitudo antara 2-5 dpm.
c.       Menghilang        : amplitudo kurang dari 2 dpm.
d.      Saltatory              : amplitudo lebih dari 25 dpm.
Berkurangnya variabilitas denyut jantung janin disebabkan oleh:
1.       Hipoksia otak
2.       Janin tidur (keadaan fisiologik diman akatifitas otak berkurang)
3.       Kehamilan preterm (ssp belum sempurna)
4.       Janin anensefalus(korteks serebri tak sempurna)
5.       Blokade n.vagus
6.       Kelainan jantung bawaan
7.       Pengaruh obat-obat narkotik, diasepam, MgSO4
Pemeriksaan kardiotokografi pada masa kehamilan
Pemeriksaan kardiotokografi dikerjakan pada saat persalinan ( inpartu ). Selanjutnya pemeriksaan kardiotokografi banyak manfaatnya pada masa kehamilan, khususnya pada kasus dengan faktor resiko terjadinya gangguan kesejahteraan janin ( hipoksia ) dalam rahim seperti :
a.       Hipertensi dalam kehamilan/gestosis
b.      Kehamilan dengan diabetes mellitus
c.       Kehamilan post-term
d.      Pertumbuhan janin dalam rahim terhambat
e.      Ketuban pecah prematur
f.        Gerakan janin berkurang
g.       Kehamilan dengan anemia
h.      Kehamilan ganda
i.         Oligohidramnion
j.        Polihidramnion
k.       Riwayat obstetrik buruk
Kehamilan dengan penyakit ibu


0 komentar:

Posting Komentar