TERMOREGULASI

on Jumat, 12 Agustus 2011


BAB I
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Termoregulasi

Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi antara terporeseptor perifer dan termoreseptor sentral. Termoregulasi juga bisa diartikan sebagaimana tubuh mengatur suhu tubuh.
Termoreseptor perifer berfungsi memantau suhu kulit di seluruh tubuh dan menyalurkan informasi ke hipotalamus selaku termoreseptor sentral.
Termoreseptor sentral dibagi menjadi dua:
a. Hipotalamus Posterior ( Aktif saat Dingin)  produksi panas meningkat dan konservasi panas
b. Hipotalamus Anterior ( Aktif saat Panas )  memicu reaksi pengurangan panas

B. Jalur Termoregulasi Utama
Cara mengukur suhu tubuh:
1. Peroral (sublingual  mengukur suhu melalui oral(mulut)
2. Peraxila  mengukur suhu melalui axila(ketiak)
3. Perrektal  mengukur suhu melalui rektum(dubur)
4. Peroftal  mengukur suhu melalui telinga(jarang dipakai)

Catatan:
1. khusus pada pengukuran peroral,sebelum pengukuran suhu pasien dilarang makan karena akan menghasilkan data invalid(karena 50% zat yang terkandung dalam makanan akan menghasilkan kalor)
2. Yang termasuk termoreseptor perifer yaitu pengukuran suhu pada axila, sehingga pengukuran suhu secara peraxila akan menghasilkan data yang kurang akurat, jadi data harus ditambah 0,3.
3. Yang termasuk termoreseptor central yaitu pengukuran suhu pada oral,rektal dan telinga.


Suhu tubuh normal manusia adalah 35,60C - 37,80C
• Suhu normal oral : 36,10C – 37,20C  Tidak Akurat
• Suhu normal rektal : 36,10C – 37,80C

Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh Manusia :
1. Waktu : a. Pagi  Rendah
b. Siang  Agak Panas
c. Sore  Panas
d. Malam  Rendah
2. Masa Menstruasi  Prostalgladin
3. Exercise  Kontraksi Otot
4. Cuaca  Mengikuti cuaca atau suhu naik
Pelepasan Panas
1. Radiasi melepaskan panas melalui proses radiasi
2. Konduksi transfer panas secara langsung melalui kontak fisik
3. Konveksi pelepasan panas karena adanya kontak dengan udara
4. Evaporasi pelepasan panas melalui cairan tubuh


BAB II
ISI

A. Mengukur Suhu Peroral
a. Alat dan Bahan :
1) Termometer Oral
2) Es batu dalam gelas
3) Kapas
4) Alkohol 70%

b. Langkah Kerja :
Tanpa Mengunyah Es
1) Siapkan alat dan bahan
2) Bersihkan termometer menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70% ( Dari ujung pinol/Distal ke bagian proksimal dengan cara memutar)
3) Masukan termometer kedalam mulut yaitu di bahwah lidah selama 5 menit(probandus dilarang berbicara)
4) Setelah itu ambil dan catat hasilnya
5) Bersihkan termometer

Setelah Mengunyah Es
1) Suruh probandus mengunyah es batu
2) Masukan termometer yang sudah dibersihkan kedalam mulut yaitu di bahwah lidah selama 5 menit(probandus dilarang berbicara)
3) Setelah itu ambil dan catat hasilnya
4) Bersihkan termometer
5) Bandingkan hasil antara sebelum mengunyah es dan setelah mengunyah es

c. Hasil Percobaan
Nama Probandus : Nugrahaeni A.M
Sebelum Mengunyah Es
Suhu : 37,200C

Setelah Mengunyah Es
Suhu : 37,150C





B. Mengukur Suhu Peraksila
a. Alat dan Bahan :
1) Termometer Aksila
2) Kapas
3) Alkohol 70%

b. Langkah Kerja ;
1) Siapkan alat dan bahan
2) Bersihkan termometer menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70% ( Dari ujung pinol/Distal ke bagian proksimal dengan cara memutar)
3) Pasang termometer diketiak kanan atau kiri probandus ( bagian distal tepat di fosa aksila dengan bagian distal menempel pada fosa aksila suruh probandus merapatkan lengan dan memegang pundak tangan yang berlawanan)
4) Tunggu selama 5 menit
5) Setelah itu ambil dan catat hasilnya
6) Bersihkan termometer

c. Hasil percobaan
Nama probandus : Martin Khoeruroh
Suhu : 37,200

C. Aplikasi Klinis
1. Heat Exhaution
Merupakan kegagalan kompensasi termoregulasi tubuh terhadap panas.
Contoh : pingsan
Pingsan dipengaruhi oleh gen, sex, dan usia.
Proses Pingsan
Radiasi matahari  Suhu tubuh naik  Evaporasi  Cairan tubuh berkurang Volume darah turun curah jantung turun  Heart rate turun  tekanan darah turun  Aliran darah ke otak turun  Pingsan
Cara mengatasi orang pingsan :
a. Bawa pasien ke tempat yang lebih teduh
b. Buka benda yang menghalangi tubuh pasien ( jlbab, sepatu, kaus kaki, dan buka kancing baju bagian atas jika pasien memakai kemeja 0
c. Sadarkan pasien dengan di kasi yang berbau ( minyak kayu putih, minyak wangi, balsem, dll )
d. Kipasi pasien
e. Jika sudah sadar pasien diberi minum

2. Heat Stroke  detak jantung turun
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi antara terporeseptor perifer dan termoreseptor sentral.
Suhu tubuh normal manusia adalah 35,60C - 37,80C.Cara mengukur suhu dilakukan dengan cara peroral, peraxila, perrektal dan peroftal.
Dari percobaan di atas dapat di simpulkan mengukur suhu secara peroral akan menghasilkan data yang akurat, sedangkan secara peraxila menghasilkan data yang kurang akurat karena termasuk termoregulator perifer, sehingga hasilnya perlu di tambahkan 0,3.

B.Saran
Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sehingga untuk penyusunan laporan yang akan datang menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Sherword,Lauralee. 2001.Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC
Tortora, J.T.,Grabowski, S.R. 2000.Principles Of Anatomy dan Physiology.(9 th edision).
Toronto: John Wiley & Sons, Inc.

0 komentar:

Posting Komentar