Konsep Penyakit Malaria

on Senin, 26 Maret 2012

KONSEP PENYAKIT MALARIA

A. PENGERTIAN
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut, dapat menyerang semua orang dari semua jenis umur, golongan dan jenis kelamin. Selain menginfeksi manusia parasit ini juga menghinfeksi golongan burung, reptil dan mamalia.
Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.
Berdasarkan sejarahnya infeksi malaria sudah ada sejak 1750 SM di Cina 1700 SM di Mesir. Penyakit ini sempat menyebabkan kematian yang besar pada milenium ke-3 di negara berkembang dan negara maju. Dan diperkirakan sekarang ini diperkirakan satu juta penduduk meninggal pertahun, dan kasus terjadi 200-300 juta/tahun.

Pengontrolan terhadap penyakit ini dilakukan dengan berbagai cara, dari di temukannya obat pembunuh nyamuk dan di temukannya kina. Penatalaksanaan ini hanya dapat mengontrol di berbagai daerah saja terutama Jawa dan Bali, tetapi sampai sekarang masih didapatkan kantung-kantung malaria terutama di Indonesia bagian timur.
Jenis-jenis malaria :
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Merupakan bentuk yang paling berat, ditandai panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa ring/cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
2. Malaria Kwartana (Plasmodium Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan Plasmoduimvivax, lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang mengumpulsampai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoityang tersusun seperti kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat miripdengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri padakepala dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasiyang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasiterhadap ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites,proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium malariae,skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah.Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yangterinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malariaovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan olehPlasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yangdiameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip denganplasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubahmenjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli.Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinineksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengangejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali denganpuncak demam setiap 72 jam.
B. ETIOLOGI
Malaria pada manusia disebabkan oleh beberapa jenis Plasmodium yaitu Plasmodium Malariae, Plasmodium Vivax, Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Ovale.
C. PATOFISIOLOGI
Seseorang dapat terkena malaria pada umumnya penularannya melalui gigitan nyamuk betina dari tribus Anopheles. Bila nyamuk anopheles menggigit penderita malaria, maka parasit akan ikut terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk parasit tersebut akan berkembang dan bertambah banyak. Dalam beberapa hari bila nyamuk tersebut menggigit orang yang sehat, maka parasit tersebut akan ikut ditularkan ke orang tersebut. Parasit tersebut kemudian berkembang dan bertambah banyak dan menyerang Sel-Sel Darah Merah dan selang beberapa hari kemudian orang tersebut akan terkena malaria. Selain oleh gigitan nyamuk, malaria dapat juga ditularkan secara langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar darah yang mengandung malaria serta dari ibu hamil kepada bayinya.
Beberapa jenis malaria yaitu plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium vivax dan ovale. Infeksi malaria pada manusia mulai bila nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan nyamuk akan melepaskan parasit-parasit ke dalam pembuluh darah dimana sebagian besar dalam waktu 45 menit akan menuju ke hati dan sebagian kecil sisanya akan mati di darah. Parasit akan berkembang di dalam hati yang akan merubah bentuk dan menyebar di seluruh pembuluh darah, dan pada plasmodium vivax dan ovale akan menjadi bentuk yang dapat bertahan bertahun-tahun yang memungkinkan terjadinya malaria berulang.
Setelah berada didalam darah parasit akan masuk ke dalam eritrosit, memakan enzim darah dan berkembang biak membentuk beberapa parasit yang lebih kecil lagi. Pada suatu saat sel darah merah tersebut akan pecah dan mengeluarkan 6-36 parasit / satu sel darah merah, yang akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Parasit-parasit ini akan beredar didalam darah menginfeksi sel darah lainnya atau bila terdapat nyamuk yang sesuai, parasit-parasit tersebut akan berkembang biak di dalam badan nyamuk dan membentuk parasit seperti pertama lagi.
Dalam perjalanan hidup parasit didalam pembuluh darah yang menyebabkan timbul gejala-gejala malaria. Pada saat malaria didalam darah, ada sebagian malaria yang dihancurkan oleh organ limpa, menyebabkan organ limpa menjadi lebih besar dari normal. Pecahnya sel darah merah dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan kekurangan darah (anemia). Reaksi tubuh terhadap parasit, dan racun-racun yang dikeluarkan parasit menyebabkan timbul keluhan peradangan seperti demam, lemas badan.

D. DIAGNOSIS
Diagnosis malaria dapat mendekati dengan anamnesa yang tepat, seperti asal penderita, apakah pernah berada di daerah endemik malaria, riwayat berpergian ke daerah endemik malaria, riwayat pengobatan.
Pemeriksaan tetes darah merupakan pemeriksaan yang paling mudah dan dapat menegakkan secara tepat kasus malaria. Pemeriksaan malaria sebaiknya dilakukan di laboratorium dengan cara tetesan darah tebal atau tetesan darah tipis. Apabila didapatkan satu kali hasil negatif belum dapat menghilangkan kemungkinan malaria, apabila dilakukan 3 kali pemeriksaan dan hasil negatif, diagnosis tidak ada malaria dapat di tegakkan Pemeriksaan lain dapat berupa tes antigen P-F test (antigen plasmodium falciparum), tes serologis, dan tes DNA
E. MASA INKUBASI
Masa inkubsi adalah waktu mulai terjadinya infeksi sampai timbulnya gejala klinis. Masa inkubasi bervariasi antara 9 – 30 hari, tergantung pada spesies parasit. Paling pendek pada P. Falciparum dan paling panjang pada P. Malariae. Masa inkubasi juga tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan derajat imunitas pejamu. Pada malaria akibat transfuse darah, masa inkubasi P. Falciparum adalah 10 hari, P. Vivax 16 hari, P. Malariae 40 hari atau lebih setelah transfuse. Masa inkubasi secara alamiahnya :
1. Plasmodium Falciparum = 12 hari
2. Plasmodium Vivax = 13 - 17 hari
3. Plasmodium Ovale = 13 – 17 hari
4. Plasmodium Malriae = 28 – 30 hari
F. MASA PREPATEN
Masa prepaten adalah waktu antara terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah.
1. Plasmodium
2. Periode pre-paten (hari)
3. Falciparum 11
4. Vivax 12,2
5. Ovale 12
6. Malariae 32,7
G. GEJALA KLINIS
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non imun terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten) bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lemah, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau muntah.
Periode paroksisme terdiri dari tiga stadium yang berurutan yakni : stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage) dan stadium berkeringat (sweating stage).
1. Stadium Dingin
Stadium ini diawali dengan gejala mengigil dan perasaan yang sangat dingin, gigi gemeretak dan pasien biasa menutupi tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut. Nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat atau sianosis, kulit kering dan pucat, pasien mungkin muntah dan pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit – 1 jam.
2. Stadium Demam
Pada stadium ini pasien merasa kepanasan, muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, nyeri kepala, sering kali terjadi mual dan muntah, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya pasien menjadi haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41° C atau lebih. Ini berlangsung antara 2 – 12 jam. Demam disebab kan oleh pecahnya skozon dalam sel darah merah yang telah matang dan masuknya morosit darah kedalam aliran darah. Pada P. Vivax dan P. Ovale skizon dari setiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga timbul demam setiap hari ke-3 terhitung dari serangan demam sebelumnya. Pada P. Malriae, demam terjadi pada 72 jam setiap hari ke-4 sehingga disebut malaria kuartana. Pada P. Falciparum setiap 24 – 48 jam.
3. Stadium Berkeringan
Pada stadium ini pasien berkeringant banyak sekali, tempat tidurnya basah, suhu badan menurun dengan cepat kadang-kadang sampai dibawah normal. Gejala di atas tidak selalu sama pada setiap pasien tergantung pada spesies parasit, berat infeksi dan umur pasien. Gejala klinis yang berat biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofozoid & skizon) untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh tertentu seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah organ-organ tubuh tersebut.
Pada penderita ,malaria berat masih ditambah lagi dengan gejala-gejala seperti : gangguan kesadaran, kejang-kejang, diare, bahkan sampai kehilangan kesadaran (coma).
H. GAMBARAN KLINIS
1. Periode Dingin
a. Menggigil
b. Kulit dingin dan kering
c. Gigi-gigi saling terantuk
d. Pucat sampai sianosis
2. Periode Panas
a. Muka memerah
b. Kulit panas dan kering
c. Nadi cepat
d. Panas badan tinggi sampai 40°C atau >
e. Respirasi meningkat
f. Nyeri kepala, nyeri retro-orbital
g. Muntah-muntah, dapat terjadi shock (hipotensi)
h. Kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak)
3. Periode Berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal diikuti seluruh tubuh sampai basah, temperature turun
I. KOMPLIKASI
Penyakit malaria dapat menimbulkan komplikasi berupa
1. Gangguan sistem saraf pusat. Gangguan ini disebabkan penyumbatan aliran darah akibat sel darah merah yang rusak.
2. Gagal ginjal akut. Gangguan ini disebabkan pula oleh sumbatan aliran darah ginjal oleh sel darah merah yang rusak sehingga sistem penyaringan ginjal terjadi kegagalan yang menyebabkan tidak dapat dibuangnya racun di dalam tubuh.
3. Kelainan hati. Diakibatkan kerusakan sel hati oleh parasit-parasit yang menginfeksi sel hati. Ditandai dengan peningkatan serum hati (SGOT/SGPT)
4. Blackwater Fever. Merupakan gabungan gejala yang terdiri atas serangan akut, menggigil, demam, hemolisis intravaskular, urin berwarna merah, dan gagal ginjal. Kondisi ini terjadi biasanya pada infkesi P. Falciparum yang berulang dan pengobatan yang tidak cukup.
5. Perdarahan. Akibat gangguan sistem perdarahan terjadi penurunan jumlah trombosit dan perdarahan pun terjadi.
6. Bengkak paru. Merupakan komplikasi paling berat.
J. PENATALAKSANAAN
Untuk pengobatan malaria dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1. Pengobatan pencegahan untuk ibu hamil
Obat diminum selama kehamilan, seminggu sekali pada hari yang sama. Obat tidak boleh diminum dalam keadaan perut kosong.
2. Pengobatan penderita malaria klinis
Pengobatan diberikan satu kali pada setiap tersangka penderita setelah dibuat sediaan darahnya. Obat langsung diminum sesuai dosis. Obat tidak boleh diminum dalam keadaan perut kosong.
3. Pengobatan lanjutan
Pengobatan lanjutan diberikan kepada penderita yang ternyata sediaan darahnya positif dalam pemeriksaan. Obat diminum secara berturut-turut sesuai dosis. Tujuanpengobatan ini adalah untuk mengobati secara tuntas. Obat tidak boleh diminum dalam keadaan perut kosong.
Tindakan umum penderita malaria
1. Pertahankan fungsi vital : nadi, tekanan darah, pernafasan dan cairan
2. Hindari trauma lain : menjaga tidak jatuh atau terkena tempat tidur
3. Pengawasan fungsi vital
4. Baringkan sesuai kebutuhan. Apabila nadi lemah posisikan kaki lebih tinggi dari kepala
5. Hati-hati bila ada muntahan. Segera baringkan ke samping dan bersihkan semua muntahan
6. Mengurangi demam. Kompres air/alkohol/air es, kipas, baju yang tipis/terbuka, cairan cukup.
7. Asupan cairan per mulut secukupnya, dihitung cairan yang masuk dan cairan yang keluar (air seni)
8. Asupan makanan : makanan lunak, porsi kecil tetapi sering
9. Kebersihan tubuh. Bersihkan bila ada kotoran di tubuh
K. PENCEGAHAN DAN VAKSIN MALARIA
Tindakan pencegahan terutama untuk mereka yang tidak berasal dari daerah endemis malaria (diperkirakan tidak memiliki imun terhadap malaria), tindakah yang paling mudah dapat berupa :
1. Tidur dengan kelambu
2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk
3. Mencegah berada di alam bebas (nyamuk sering menggigit antara pukul 18.00 – 06.00)
4. Menggunakan kawat anti nyamuk di jendela kamar
Kemoprofilaktik dapat digunakan dengan mengkonsumsi obat klorokuin 2 tablet (250 mg) tiap minggu, selama 1 minggu sebelum berangkat dan dilanjutkan sampai 4 minggu setelah tiba kembali. Pada daerah resisten klorokuin dapat menggunakan doksisiklin 100 mg/hari atau mefloquin 250 mg/minggu atau klorokuin 2 tablet/minggu + proguanil 200 mg/hari. Obat lain yang dapat di gunakan sebagai pencegah yaitu primakuin dosis 0,5 mg/kgBB/hari (Etaquin, atovaquone / proguanil dan azitromycin).
Vaksin malaria sampai saat ini masih di kembangkan dan diteliti efektifitasnya karena banyaknya antigen yang terdapat pada plasmodium.

DAFTAR PUSTAKA
http://mtcdempet.wordpress.com/2011/12/20/penyakit-malaria/. 16-Maret-2012
http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-penyakit/200-malaria.html.
16-Maret-2012
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/penyakit-malaria.html.
16-Maret-2012
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/penyakit-malaria.html.
16-Maret-2012

0 komentar:

Posting Komentar