PIL KB KOMBINASI

on Senin, 26 Maret 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas.
Pengaruh pada korpus luteum yang menghambat ovulasi telah diketahui pada awal abad ke 20. Semenjak saat itu perkembangan kontrasepsi hormonal berlangsung terus. Tahun 1960 pil kombinasi estrogen-progesteron mulai digunakan. Tahun 1963 pil sekuensial diperkenalkan. Sejak tahun 1965 sampai sekarang banyak diadakan penyesuaian dosis atau penggunaan progesteron saja, sehingga muncul pil mini, dan lain-lain. Perkembangan ini pada umumnya bertujuan mencari suatu kontrasepsi hormonal yang daya guna tinggi, efek sampingan minimal, dan keluhan pasien yang sekecil-kecilnya.
Lebih dari 13 juta wanita di Amerika Serikat menggunakan salah satu di antara sejumlah preparat kontrasepsi hormonal yang tersedia untuk mengendalikan kehamilan. Meskipun kontrasepsi hormonal menggambarkan kejadian dramatis ditinggalkannya berbagai metode kontrasepsi tradisional yang dipakai sebelumnya, preparat tersebut juga menciptakan suatu dilema terapeutik yang unik.
Ada beberapa macam kontrasepsi hormonal yang saat ini dapat dipergunakan dan menjadi pilihan untuk wanita. Kontrasepsi hormonal ini juga dapat diterima dan dilaksanakan oleh pasangan dalam program keluarga berencana di seluruh dunia. Metoda KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon, estrogen dan progestin. Keduanya serupa dengan hormon – hormon alamiah yang dihasilkan tubuh, yakni estrogen dan progesteron.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian kontrasepsi dengan pil KB Kombinasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pil KB Kombinasi.
3. Untuk mengetahui Manfaat dan Keterbatasan pil KB Kombinasi.
4. Untuk mengetahui Indikasi dan kontra indikasi dari pil KB Kombinasi.
5. Untuk Mengetahui Penapisan Medis dan Efek Samping Pil KB Kombinasi














BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy). Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Pil kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Estrogen yang terdapat di dalam pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.
Pil KB kombinasi mengandung hormon aktif dan hormon tidak aktif, termasuk:
1. Conventional Pack.
Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.
2. Continuous Dosing or Extended Cycle
Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat mencegah haid.

B. Jenis – Jenis Pil Kombinasi
Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:.
1. Monofasik
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Bifasik
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3. Trifasik
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.


C. Cara Kerja
Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill mempunyai cara kerja sebagai berikut:
1. Mencegah implantasi.
2. Menghambat ovulasi.
3. Mengentalkan lendir serviks.
4. Memperlambat transportasi ovum.
5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

D. Efektifitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.

E. Manfaat
Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:
1. Resiko terhadap kesehatan kecil.
2. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Siklus haid teratur.
5. Dapat mengurangi kejadian anemia.
6. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).
7. Dapat digunakan dalam jangka panjang.
8. Mudah dihentikan setiap waktu.
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
11. Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenorea dan jerawat.

F. Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.
2. Pengguna harus minum pil setiap hari.
3. Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
4. Mahal.
5. Repot.

G. Indikasi Pil Kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi diperbolehkan, seperti:
1. Wanita dalam usia reproduksi.
2. Wanita yang telah atau belum memiki anak.
3. Wanita yang gemuk atau kurus.
4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
6. Wanita pasca keguguran/abortus.
7. Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.
8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak.
10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor jinak ovarium.
12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.
13. Wanita dengan varises vena.

H. Kontraindikasi Pil Kombinasi
Kriteria yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi terbagi dalam:
1. Wanita yang menyusui Eksklusif
Estrogen yang terdapat di dalam pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.
2. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis
Karena didalam pil KB terdapat progesteron dan estrogen. Progesteron berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat antara lain menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah. Estrogen antara lain akan meningkatkan aktivitas pembekuan darah, sehingga akan memudahkan trombosis (pembekuan) di pembuluh darah, dengan akibat lanjut menyebabkan sumbatan dan gangguan pada aliran darah. Makin besar dosis estrogen yang diberikan, makin besar pula efeknya. Efek ini akan makin diperbesar dengan pengaruh anti-estrogen dan progesteron.
3. Penyakit hati dan kandung empedu.
Estrogen akan menyebabkan perubahan pada hasil tes faal hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian estrogen akan meningkatkan insiden radang kandung empedu dan pembentukan batu empedu. Efek ini diduga diakibatkan oleh lambatnya pengosongan kandung empedu, meningkatnya kadar kolesterol, dan menurunnya kadar asam empedu di dalam cairan empedu. Pemakaian obat-obatan yang melewati siklus hati, seperti antibiotik dan antikejang, akan menurunkan efektivitas pil KB.
4. Riwayat Hipertensi
Selain pengaruh dari obat – obat golongan kortikosteroid, kenaikan tekanan darah juga dipengaruhi oleh obat-obatan yang mengandung hormon, salah satunya yaitu pil KB. Karena dalam pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron yang diminum secara terus menerus maka akan terjadi peningkatan hormon sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat terjadi pada 5% pemakai pil KB. Hal ini dipengaruhi usia, jenis kelamin, suku dan riwayat keluarga. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tak menetap. Jika hipertensi menetap setelah pil KB dihentikan, berarti telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis.
5. Tromboemboli dan Wanita Perokok
Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pil KB meningkatkan kejadian tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak. Tromboemboli terjadi akibat perubahan sistem pembekuan darah akibat estrogen, disamping efek aterosklerosis oleh pengaruh progesteron. Risiko akan meningkat pada perokok dan berkurang bila dosis estrogen dikurangi. Risiko tromboemboli ini tidak dipengaruhi oleh lamanya pemakaian pil KB.

I. Penapisan Medis
Kondisi Pil kombinasi
Karakteristik pribadi dan riwayat reproduksi
Kehamilan -
Usia Menarche
40 : 1
≥40 : 2
Paritas
1. Nulipara
2. Multipara
1
1
Laktasi
1. <6minggu pasca persalinan 2. 6-<6bulan laktasi 3. ≥6bulan pasca persalinan 4 3 2 Pasca persalinan (tanpa laktasi) 1. <21hari 2. ≥21hari 3 1 Pasca keguguran 1. TM I 2. TM II 3. Pasca abortus septic 1 1 1 Pasca kehamilan ektopik 1 Riwayat operasi pelvis (termasuk SC) 2 Merokok 1. Usia <35tahun 2. Usia ≥35tahun • <15 batang perhari • ≥15 batang perhari 2 3 4 Obesitas ≥30kg/m2 body mass index (BMI) 2 Penyakit kardiovaskuler Factor risiko multiple penyakit kardiovaskuler (seperti usia tua, merokok, DM, hipertensi) 3/4 Hipertensi 1. Riwayat hipertensi tdk dpt dievaluasi, termasuk hipertensi dalam kehamilan 2. Hipertensi terkontrol 3. Tekanan darah meningkat • Sistolik 140-160 atau diastole 90-100 • Sistolik >160 atau diastole >100
4. Penyakit vascular
3

3

3
4
4
Riwayat hipertensi dalam kehamilan 2
Thrombosis vena dalam / emboli paru
1. Riwayat TVD/EP
2. TVD/EP saat ini
3. Riwayat keluarga dengan TVD/EP
4. Bedah mayor
• Imobilisasi lama
• Tanpa imobilisasi lama
5. Bedah minor tanpa imobilisasi
4
4
2

4
2
1
Thrombosis vena permukaan
1. Varises
2. Tromboflebitis
1
2
Riwayat penyakit jantung iskemik 4
Stroke
Riwayat kardiovaskuler acident 4
Hiperhipidemia 2/3b
Penyakit katup jantung
1. Tanpa komplikasi
2. Dengan komplikasi (hipertensi pulmonal, fibrilasi atrial, endokarditis bacterial sub akut

2
4
Kondisi neurogis
Nyeri kepala
1. Nonmigran (ringan/berat)
2. Migran
• Tanpa aura
Usia <35th Usia ≥35th • Dengan aura (semua usia) 1 2 3 4 Epilepsy 1 Depresi Depresi 1 Infeksi Dan Kelainan Alat Reproduksi PPV 1. Perdarahan irreguller 2. Perdarahan banyak/lama 1 1 PPV yg belum diketahui penyebabnya Sebelum penilaian 2 Endometriosis 1 Tumor ovarium jinak (termasuk kista) 1 Dismenorhea berat 1 Penyakit trofoblas 1. Trofoblas jinak 2. Trofoblas ganas 1 1 Ektropion serviks 1 NIS (Neoplasia Intra Serviks) 2 Kanker Serviks 2 Penyakit mamma 1. Masa tidak terdiagnosis 2. Penyakit mamma jinak 3. Riwayat kanker dalam keluarga 4. Kanker mamma • Saat ini • Riwayat lampau, tidak kambuh dalam 5th 2 1 1 4 3 Kanker endometrium 1 Kanker ovarium 1 Fibroma uteri 1. Tanpa gangguan kavum uteri 2. Dengan gangguan kavum uteri 1 1 Penyakit radang panggul 1. Riwayat PRP • Dg kehamilan • Tanpa kehamilan 2. PRP saat ini 1 1 1 IMS 1. Servisitis purulen/infeksi clamidia/gonorrhea 2. IMS lainnya kec HIV/AIDS dan Hepatitis 3. Vaginitis (trikomonas vaginitis dan vaginosis bacterial) 4. Risiko IMS meningkat 1 1 1 1 HIV/AIDS Resiko tinggi HIV 1 Terinfeksi HIV 1 AIDS 1 Infeksi Lain Skistosomiasis 1. Tanpa komplikasi 2. Fibrosis hati 1 1 Tuberkolosis 1. Non pelvis 2. Pelvis 1 1 Malaria 1 Penyakit Endokrin Diabetes 1. Riwayat DM gestasional 2. Penyakit non vascular • Non insulin dependent • Insulin dependent 3. Nefropati/retinopati/ neuropati 4. Penyakit vascular lain/DM > 20 th
1

2
2
3/4
3/4
Penyakit tyroid
1. Goiter
2. Hipertiroid
3. Hipotiroid
1
1
1
Penyakit gastrointestinal
Penyakit kandung empedu
1. Simptomatik
• Terapi koleksistektomi
• Diobati dengan obat saja
• Saat ini
2. Asimptomatik

2
3
3
2
Riwayat kolestasis
1. Berhubungan dengan kehamilan
2. Berhubungan dengan kontrasepsi
2
3
Hepatitis virus
1. Aktif
2. Karier
4
1
Sirosis
1. Ringan
2. Berat
3
4
Tumor hati
1. Jinak ( adenoma )
2. Malignan ( hepatoma )
4
4
Anemia
Talasemia 1
Penyakit bulan sabit 2
Anemia defisiensi Fe 1
Interaksi obat
Obat yang mempengaruhi enzim – enzim hati
1. Rivampisin
2. Antikonvulsan tertentu

3
3
Antibiotic
1. Gliseofulvin
2. Antibiotic lain
2
1
Terapi anti retroviral 2

J. Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:
1. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan penurunan libido.
4. Pusing, Mual, Muntah (terjadi pada 3 bulan pertama).
5. Kembung.
6. Perdarahan Pervaginam (bercak atau spotting) terjadi pada 3 bulan pertama.
7. Amenorea.
8. Nyeri payudara.
9. Kenaikan berat badan.






BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium.
Cara kerja pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill Mencegah implantasi yaitu Menghambat ovulasi, Mengentalkan lendir serviks., Memperlambat transportasi ovum, Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS, Pengguna harus minum pil setiap hari, Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui, Mahal, Repot.

B. Saran
1. Sebaiknya pil KB diminum menjelang tidur setiap hari sehingga resiko lupa dapat diperkecil karena salah satu faktor keberhasilan dalam penggunaan pil KB adalah kedisiplinan untuk meminum pil KB.
2. Pemilihan penggunaan pil KB untuk pertama kali sebaiknya dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan yang berkompeten di bidang ini dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan teratur sesuai dengan yang dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, S. 2008. Pil Kontrasepsi. Kuliahbi dan wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/ diunduh 06 Mei 2010, 12: 05 AM
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 28 – MK 33).

0 komentar:

Posting Komentar